Sejak ribuan tahun, Kutub Utara dan Selatan dipandang oleh manusia sebagai “tempat sakral” dan ia adalah “sebidang tanah suci terakhir dari bumi.” Daerah kutub dengan glasier yang megah besar, langit biru, aurora dengan perubahannya yang berliku, telah membangkitkan impian orang yang tak terlukiskan.
Namun, ketika umat manusia memasuki abad ke-21, pemanasan global dan efek rumah kaca telah membuat kutub yang bewarna putih mulai mencair; membuat taman surgawi bayi pinguin dan beruang kutub menghadapi krisis kelangsungan hidupnya.
Virus prasejarah mematikan yang telah dibekukan lebih dari 10 juta tahun akan muncul dari kolong langit. Kutub Utara dan Selatan berada dalam kondisi bahaya, kehidupan manusia juga terancam secara serius.
Peraih Nobel 1997 dalam bidang Fisika Steven Chu, etnis China dari Amerika Serikat, telah dipilih oleh Presiden Obama sebagai Menteri Departemen Energi. Ia menyesalkan rusaknya lingkungan kegiatan beruang kutub Utara, dan ancaman krisis kelangsungan hidup umat manusia yang sudah di depan mata.”Bila tingkat permukaan air laut naik satu meter, banyak penduduk yang akan mati; bila naik hingga tiga meter, total angka kematian penduduk akan naik sampai puluhan juta bahkan ratusan juta lebih.
Selain dari itu akan terjadi bencana lingkungan yaitu perluasan gurun pasir dan kekurangan makanan, tetapi banyak orang yang masih tidak mengetahui krisis lingkungan, atau tidak merasa atau bahkan tidak percaya”.
Untuk menyelamatkan daratan kutub yang hilang, sudah empat kali diadakan pertemuan tingkat dunia, “Tahun Kutub Internasional.” Tahun Kutub Internasional Pertama: (tahun 1882-1883) telah membuka kajian ilmiah dari daratan kutub.
Tahun Kutub Internasional Kedua: (1932-1933) diikuti oleh 40 negara, dibangun 40 buah stasiun pengamatan sepanjang tahun di wilayah Kutub Utara. Tahun Kutub Internasional Ketiga: (1957-1958) diikuti oleh 67 negara, dibangun 67 buah stasiun pengamatan sepanjang tahun di wilayah Kutub Selatan, mulai secara sistematik melakukan pengamatan dan investigasi di Kutub Selatan.
Tahun Kutub Internasional Keempat: (2007-2008) disponsori oleh The International Council for Science (ICSU) dan World Meteorological Organization, mendapat tanggapan positif dari pemerintah berbagai negara, organisasi iptek dan para ilmuwan, total lebih dari 60 negara dan 39 organisasi internasional, 50.000 lebih ilmuwan yang berpartisipasi, telah mempresentasikan 200 lebih proposal proyek.
Agar “Tahun Kutub Internasional” keempat berefek, pada 11 Desember lalu, di National Museum of Natural Science di Taiwan mengadakan “Pameran khusus daratan bewarna putih yang hilang - pemanasan global dan konservasi kutub”.
Sebanyak 100 buah karya berharga yang diambil dengan kamera oleh fotografer Taiwan yang berulang kali mengunjungi dan melakukan ekspedisi di wilayah kutub serta materi foto berpengaruh di wilayah kutub yang diambil oleh Center for Space and Remote Sensing National Central University dengan menggunakan Sateli Formosa II, menampakkan pemandangan alam, binatang, tanaman dan daerah kutub serta gaya hidup manusia, yang membuat orang kagum.
Ketua Yayasan Pembangunan Berkelanjutan Chang Cheng Lung mengatakan: Alasan mengapa foto ini berharga adalah karena mereka adalah saksi waktu. Jika suhu kutub terus meningkat, pemandangan yang menakjubkan, hewan yang disayanginya mungkin hilang dalam waktu singkat.
Direktur Lembaga eksekutif Environmental Protection Administration dan Direktur Departemen Perencanaan dan Konstruksi Zhang Longsheng, telah menginjakkan kakinya di 6 benua di seluruh dunia, tidak hanya berkomitmen untuk meneliti peninggalan dunia serta perlindungan alam, tapi juga beberapa melekukan eksplorasi di kutub, mencatat dan mengambil foto. Saat ini terdapat sejumlah foto dalam pameran khusus ini, beberapa karya foto Pinguin dialah yang mengambilnya.
Pameran khusus ini berlangsung selama 25 hari, ditutup pada 4 Januari 2009. Pameran ini juga akan ditampilkan di Taipei, Taichung, Kaohsiung, Hualien.
Menyelamatkan kutub dan memperbaiki lingkungan hidup umat manusia telah menjadi tugas utama di seluruh dunia, dan semakin banyak orang yang memperhatikannya.
No comments:
Post a Comment